Seperti namanya, Badak Sumatera adalah salah satu hewan khas yang dimiliki Pulau Sumatera. “Badak Sumatera” (Dicerorhinus sumatrensis) sebenarnya adalah nama tradisional atas tiga sub-spesies badak, yaitu badak barat sumatera (Dicerorhinus sumatrensis sumatrensis), Badak Timur Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis harrissoni), dan Badak Utara Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis lasiotis).
“Badak utara sumatera” saat ini telah dinyatakan punah, “badak timur
sumatera” yang juga ditemui di belantara Kalimantan ini diperkirakan
masih ada sekitar 50 ekor, sedangkan badak barat sumatera (Dicerorhinus sumatrensis sumatrensis) masih ada sekitar 200 ekor.
Badak Berbulu
Selain
satu-satunya badak berbulu di dunia, badak sumatera termasuk jenis
badak terkecil dari seluruh spesies badak di dunia. Bentuk tubuhnya
gemuk dan agak membulat, dengan berat tubuh mencapai sekitar 909 Kg. Badak Sumatera
berukuran tinggi 120 hingga 145 Cm, dan panjang sekitar 250 Cm. Badak
Sumatera memiliki dua cula. Panjang cula depan sekitar 15-25 Cm,
sementara cula belakang lebih kecil dengan ukuran sekitar 10 Cm. Cula
pada badak betina lebih kecil dan lebih pendek daripada badak jantan.
Selain bercula dua, ciri khas Badak
Sumatera adalah bulunya yang cukup panjang menyelimuti seluruh tubuh.
Mulai dari samping luar kaki depan, perut, sampai di kedua kaki
belakangnya. Bahkan, untuk Badak Sumatera yang hidup di alam liar,
bulunya lebih lebat dibandingkan dengan yang hidup di penangkaran. Badak
khas Sumatera ini adalah satu-satunya badak di dunia yang berbulu.
Pada
masa bayi, hewan asli Sumatera ini dipenuhi rambut sangat lebat.
Seiring pertambahan usia, pertumbuhan rambut itu menjadi semakin
berkurang sehingga tidak selebat awalnya. Kondisi cuaca di tempat
tinggalnya juga ikut berpengaruh pada kondisi bulu hewan endemik
Sumatera ini. Bulu yang dimilikinya akan tumbuh semakin pendek di daerah
panas. Sebaliknya, akan tumbuh dengan lebat di daerah dingin.
Sama halnya dengan badak jenis lainnya,
Badak Sumatera berkulit tebal antara 10 hingga 16 milimeter. Pada
pangkal paha, kaki depan, dan kaki belakang terdapat lipatan kulit
tebal. Sehingga dari kejauhan akan nampak seperti baju zirah atau baju
perang. Ciri lainnya dari hewan endemik Sumatera ini adalah mempunyai
bibir atas melengkung-mengait ke bawah, warna kulitnya cokelat
kemerahan.
Hewan Langka
Habitat
bagi Badak Sumatera adalah daerah tepi laut hingga pegunungan yang
cukup tinggi. Dengan kondisi tempat tersebut tersedia air, tempat
berteduh, dan makanan yang cukup. Makanannya sendiri adalah daun dan
ranting yang rendah. Uniknya badak asli Sumatera ini juga gemar memakan
rotan, palem dan batang tanaman jahe.
Apabila cuaca di tempatnya cenderung
cerah, Badak Sumatera biasanya memilih turun ke dataran yang lebih
rendah, demi menemukan tempat yang lebih kering. Tiap hari Badak
Sumatera dapat menempuh jarak jalan sejauh 12 km dalam waktu 20 jam,
baik itu di malam ataupun siang hari.
Tidak hanya di Pulau Sumatera dan dalam
negeri saja, Badak Sumatera sudah bisa ditemui di beberapa kebun
binatang Internasional. Seperti Kebun Binatang Copenhagen, Hamburg,
London, dan Kalkuta. Pengiriman tujuh ekor badak khas Sumatera juga
pernah dilakukan, dari Pulau Sumatera menuju Amerika Serikat. Sayangnya,
pada tahun 1997 hanya tertinggal 3 ekor saja yang tersebar di Kebun
Bintang Bronx (seekor betina), Kebun Binatang Los Angeles (seekor
betina), dan Kebun Binatang Cincinati (seekor pejantan). Melihat kondisi
tersebut akhirnya diputuskan bahwa ketiganya dikumpulkan di Kebun
Binatang Cincinati.
Sedangkan di Indonesia, fauna khas Sumatera ini dilindungi di beberapa Taman Nasional di Pulau Sumatera, seperti di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS). Di Taman Nasional ini, populasi Badak Sumatera
diperkirakan hanya tinggal 60 sampai 80 ekor saja. Jumlah tersebut
merupakan populasi terbanyak ke-2 di dunia. Selain itu, hewan unik ini
juga kerap ditemui di pedalaman hutan Taman Nasional Bukit Barisan
Selatan, Taman Nasional Gunung Leuser, dan Taman Nasional Way Kambas
yang juga berada di Sumatera.
No comments:
Post a Comment